MARTAPURA - Ribuan kaum muslimin, termasuk Gubernur Kalsel Gusti Hasan Aman beserta para Habaib (Habib),
alim ulama dan sejumlah pejabat baik dari tingkat I Kalsel maupun tingkat II Kabupaten Banjar, tokoh masyarakat dari berbagai
daerah tumplek menghadiri haulan ke-193 Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari di Masjid Tuhfaturraghibin Dalam Pagar, Kamis
(13/1).
Sebelumnya, Rabu malam lalu di kubah makam Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari di Desa Kelampayan,
Kecamatan Astambul juga dilaksanakan upacara yang sama.
Haulan yang dihadiri Gubernur Kalsel Gusti Hasan Aman, para ulama dan sejumlah pejabat, kemarin lebih
bersifat acara ritual keagamaan yang ditandai dengan pembacaan manaqib Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, maulid Nabi Besar
Muhammad SAW dan tahlilan dipimpin KHM Zaini Abdul Ghani (Guru Sekumpul).
Yang menarik pada haulan di kubah makam Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari berjarak sekitar 13
kilometer sebelah utara kota Martapura, juga dilaksanakan khataman Alquran oleh Muhammad Amin Badali --putra pertama ulama
kharismatik KHM Zaini Abdul Ghani.
Kenapa dianggap menarik? Sebabnya, karena Muhammad Amin Badali, putra Guru Sekumpul itu baru berusia
sekitar 6 tahun. Jarang memang ada anak seusia itu sudah khatam Alquran.
Menurut keterangan, anak sulung dari dua bersaudara ini sudah hafaz (hafal) beberapa juz ayat suci
Alquran. Padahal, anak seusia itu banyak yang belum mengenal huruf Alquran apalagi membaca dan menghapalnya.
Luncurkan kitab
Pada haulan di Mesjid Tuhfaturraghibin Dalam Pagar Kecamatan Martapura sekitar 5 km sebelah timur kota
Martapura yang diselenggarakan oleh Yayasan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari ini, ditandai pula dengan peluncuran cetakan
terbaru kitab Tuhfaturraghibin, salah satu kitab karangan Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari selain kitab Sabilal Muhtadin.
Fauzan Asniah, salah seorang anggota panitia sekaligus pimpinan acara haulan ketika dihubungi menjelaskan
kitab Tuhfaturraghibin ini sudah berusia 146 tahun.
Kitab asli sepeninggal Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, selama ini disimpan oleh zuriatnya
antara lain oleh HM Seman bin H Abdul Kadir. "Saat ini disimpan oleh KH Anang Jazuli bin HM Seman bin H Abdul Kadir," jelasnya.
Pencetakan kembali kitab Tuhfaturraghibin ini, kata Fauzan, atas persetujuan KH Anang Jazuli dan ditangani
oleh pengurus Yayasan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.
Menurut Fauzan Asniah yang juga termasuk zuriat Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, kitab Tuhfaturraghibin
ini pernah di salin oleh Said Muhammad bin Ali bin Husien Baraqbah pada tahun 1274 hijriyah.
Haulan ke-193 Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari di Mesjid Tuhfaturraghibin Dalam Pagar, diawali
dengan pembacaan kalam Ilahi oleh Murjani Malik Marwan, Kemudian sambutan dari pengurus Yayasan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari,
pembacaan manaqib Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari oleh HM Khattin Salman Lc dilanjutkan sambutan Gubernur Kalsel
Gusti Hasan Aman.
Sebelum pembacaan maulid Nabi Besar Muhammad SAW yang dipimpin oleh KHM Zaini Abdul Ghani, kembali
dikumandangkan kalam Ilahi oleh Drs HM Ilyas.
Selnajutnya, pembacaan tahlilan dan doa dipimpin KHM Zaini Abdul Ghani. Dalam doa dengan bahasa Arab
itu "Guru Sekumpul" KHM Zaini Abdul Ghani mendoakan kaum muslimin di Indonesia agar memperoleh taufik dan hidayah dari Allah
SWT. as